Senin, 03 Januari 2011

Kumpulan Makalah Manajemen Masjid

A. PENGERTIAN MANAJEMEN MASJID
Manajemen masjid berasal dari dua kata, yaitu manajemen dan masjid. Dimana masjid berasal dari kata sajada bermakna tempat sujud/sholat. Masjid bukan milik pribadi, tapi milik bersama yang harus diurus secara bersama-sama dengan kerjasama yang baik. Sedangkan manajemen, berasal dari kata manage yang berarti mengurus, membimbing, mengawasi, mengelola atau mengatur. Atau Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Jika dua kata tersebut dipadukan, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Masjid adalah proses/usaha mencapai kemakmuran masjid yang idea yang dilakukan oleh pemimpin pengurus masjid bersama staf dan jamaahnya melalui berbagai aktivitas yang positif.

Manajemen Masjid juga merupakan upaya memanfaatkan faktor-faktor manajemen dalam menciptakan kegiatan masjid yang lebih terarah dan diperlukan pendekatan sistem manajemen, yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling.

B. Fungsi/Peranan, dan Ruang Lingkup Masjid
1. Fungsi/Peranan Masjid
Jika diamati masjid mempunyai banyak fungsi/peranan. Selain tempat untuk beribadah, masjid juga memiliki fungsi/peranan sebagai berikut:
a) Masjid berfungsi/berperan sebagai tempat berkonsultasi dan berkomunikasi tentang keislaman dan tentang kehidupan sehari-hari.
b) Masjid sebagai wadah berdakwah atau syiar agama Islam.
c) Masjid sebagai wadah tranformasi ilmu pengetahuan atau tempat pendidikan.
d) Masjid mempunyai fungsi/peranan sebagai wadah berkontak sosial.
e) Masjid dapat digunakan sebagai tempat latihan militer.
f) Masjid sebagai sarana perdamaian dan musyawarah.
g) Masjid sebagai pusat penerangan, peradaban dan kebudayaan Islam.
h) Masjid berperan dan berfungsi sebagai tempat pengobatan
i) Dan lain sebagainya.

2. Ruang Lingkup Manajemen Masjid
Dalam pengapliksiannya, manajemen masjid mempunyai cakupan-cakupan/ruang lingkup sebagai berikut:
a. Manajemen Bangunan
b. Manajemen Kepengurusan
c. Manajemen Kepemimpinan
d. Manajemen Kesekretariatan
e. Manajemen Keuangan
f. Manajemen Dana dan Usaha
g. Manajemen Pembinaan Jama’ah
h. Manajemen Kesejahteraan Umat
i. Manajemen Pembinaan Remaja

C. Administrasi, Organisasi dan Manajemen Masjid (idarah)
1. Administrasi, Organisasi dan Manajemen Masjid
Administrasi berasal dari bahasa Belanda, “Administratie” yang merupakan pengertian Administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tata usaha kantor, yaitu catat-mencatat, mengetik, menggandakan, dan sebagainya. (FX.Soedjadi, 1989).

Administrasi dalam arti luas, berasal dari bahasa Inggris “Administration” , yaitu proses kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. (S.P. Siagian, 1973). Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa administrasi masjid ialah proses penyelenggaraan semua kegiatan masjid yang dilakukan bersama-sama oleh pengurus masjid untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi pada umumnya kemudian digambarkan dalam suatu bagan yang disebut bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi yang formal, dimana dalam gambar tersebut ada garis-garis (instruksi dan koordinasi) yang menunjukkan kewenangan dan hubungan.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

2. Hubungan Administrasi, Organisasi dan Manajemen
Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa sesungguhnya administrasi dan manajemen adalah sama, hanya saja istilah administrasi digunakan pada badan/organisasi pemerintah, sedangkan istilah manajemen dipergunakan untuk organisasi swasta. Administrator sama artinya dengan manajer, tetapi organisasi untuk pemerintah. Hal ini dapat dilihat pada penggunaan istilah manajer untuk perusahaan swasta yaitu diantaranya manajer pemasaran, manajer pembelian dan lain-lain. Serta kepala bagian administrasi keuangan, kepala bagian administrasi kepegawaian dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara administrasi organisasi dan manajemen adalah sebagai berikut :
1) Kepemimpinan merupakan arti dari manajemen.
2) Melalui manajemen semua kegiatan di koordinir dan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
3) Administrasi merupakan suatu kegiatan pelayanan, termasuk di dalam kegiatan administrasi adalah kegiatan pengelolaan atau manajemen administrasi dapat dilaksanakan di dalam atau diluar organisasi (formal).
4) Organisasi (formal) merupakan tempat dilaksanakannya kegiatan administrasi.

D. Struktur dan Bagan Organisasi Masjid
Struktur organisasi masjid menggambarkan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya sendiri, bagaimana mengatur hubungan antar orang dan antar kelompok. Struktur sangat berkaitan dengan tujuan, sebab struktur organisasi itu adalah cara organisasi itu mengatur dirinya untuk bisa mencapai tujuan yang ingin dicapainya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi, diantaranya:
a) Strategi Organisasi
b) Skala Organisasi
c) Teknologi
d) Lingkungan

Struktur organisasi dapat dilihat berdasarkan lalu lintas kekuasaan, seperti berikut ini:
a) Organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi.
b) Bentuk lini dan staf, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi.
c) Bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsi-fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.

Berikut ini adalah contoh struktur organisasi masjid:
KU : Ketua Umum
KPA : Ketua Bidang Pembinaan Anggota
KIP : Ketua Bidang Informasi dan Perpustakaan
KKU : Ketua Bidang Kesejahteraan Umat
KK : Ketua Bidang Kewanitaan
SU : Sekretaris Umum
B : Bendahara
SPA : Sekretaris Bidang Pembinaan Anggota
SIP : Sekretaris Bidang Informasi dan Perpustakaan
SKU : Sekretaris Bidang Kesejahteraan Umat
SK : Sekretaris Bidang Kewanitaan
WB : Wakil Bendahara
DPA : Departemen Bidang Anggota
DIP : Departemen Bidang Informasi dan Perpustakaan
DKU : Departemen Bidang Kesejahteraan Umat
DK : Departemen Bidang Kewanitaan

Bagan organisasi masjid merupakan gambaran tentang kepengurusan dan pembagian kerja dalam sebuah organisasi masjid untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. bagan juga membantu memperjelas keberadaan kepengurusan atau organisasi masjid. Berikut ini adalah contoh bagan organisasi masjid:





E. Kepemimpinan Masjid
Kepemimpinsn merupakan proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam sebuah organisasi atau lembaga masjid. Masjid yang makmur dan berhasil karena peran pemimpin yang berhasil, baik memimpin beberapa atau beratus-ratus jama’ah, karyawan, dan pengurus masjid.

Selain mengarahkan dan mempengaruhi orang lain, secara umum pemimpin juga mempunyai peran-peran sebagai berikut:
1) Berkomunikasi.
2) Memusatkan perhatian pada pelanggan.
3) Membudayakan mutu.
4) Mengadakan inovasi.
5) Menampung aspirasi pelanggan.
6) Menetapkan struktur lembaga, tanggung-jawab dan wewenang.
7) Mengoreksi kebijaksanaan.
8) Mengatasi kendala.
9) Mengembangkan tim-tim kecil.
10) Mengembangkan mekanisme pemantauan dan evaluasi keberhasilan.
11) Mengadakan kaderisasi.
12) Memotivasi anggota

Selain itu juga pemimpin mempunyai gaya atau tipe kepemimpinan tersendiri. Berikut ini adalah gaya atau tipe kepemimpinan dalam sebuah organisasi:
1. Gaya atau Tipe Kepemimpinan Otoriter
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya atau Tipe Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.
3. Gaya atau Tipe Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Anda bisa menilai bagaimana kualitas manajemen yang ini.
4. Gaya atau Tipe Kepemimpinan Kondisional
Pemimpin yang demikian biasanya lebih fleksibel. Artinya, dalam pengambilan keputusan pemimpin yang bersifat kondisional tidak terlalu kaku/luwes, dan melihat kondisi lingkungan serta mempertimbangkan hal-hal yang perlu dipertimbangkan.

F. Manajemen Keuangan Masjid
Secara tradisional, aliran dana ke masjid didapatkan dari hasil tromol jumat atau sedekah jamaah. Namun, mengandalkan income dari dua pos itu niscaya jauh dari memadai.
Cara mengumpulkan dana :
1. Mengadakan Bazaar (pasar amal)
2. Mengadakan pertunjukan
3. Menjual kalender Hijriyah
4. Lelang bahan bangunan masjd
Cara-cara tersebut diatas, bila diterapkan dengan system administrasi yang baik, Insya Allah akan dapat membantu pengurus atau panitia merekrut dana pembangunan masjid. Hanya saja, semua bentuk kegiatan itu memang memerlukan modal untuk bisa berjalan. Prasyarat modal tersebut bersifat mutlak.
Sumber Dana Masjid
a) Donator Tetap.
b) Donatur Tidak Tetap.
c) Donator Bebas.
Menggerakan Dana Masjid
Penangggulangan atas biaya-biaya yang timbul merupakan tanggung jawab pengurus bersama-sama jamaah masjid.
1. Pendekatan.
2. Kegiatan Yang Jelas.
3. Pengurus Yang dipercaya.
Pengelolaan Dana dan Pertanggungjawaban Keuangan Masjid
Setiap pengurus masjid diharapkan mampu menyusun laporan keuangan. Sekurang-kurangnya mencatat dengan jelas darimana uang masuk, dan penggunaan dana. Pengurus yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya tentunya tidak akan melalaikan tugasnya. Akan tetapi jika pengelolaan keuangan masjid adalah orang-orang yang tidak dapat dipercaya,maka pengelolaan keuangan masjid tidak dapat dilaksanakan secara baik.

G. Memakmurkan (Ta’mir) Masjid
Memakmurkan masjid adalah membangun dan mendirikan masjid, mengisi dan menghidupkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah, menghormati dan memeliharanya dengan cara membersihkannya dari kotoran-kotoran dan sampah serta memberinya wangi-wangian.
Bentuk-bentuk memakmurkan masjid dan keutamaannya:
1) Membangun/mendirikannya.
2) Membersihkannya dan memberinya wangi-wangian.
3) Kegiatan keagamaan.
4) Kegiatan pendidikan, dan
5) Kegiatan–kegiatan lainnya.
Cara Memakmurkan Masjid:
1. Kesungguhan pengurus masjid.
2. Memperbanyak kegiatan.

H. Sikap dan Perhatian Pengurus Masjid Terhadap Pengurus Masjid, Masyarakat, Khatib, Imam, Remaja Masjid, Muadzin dan Marbot
Sikap pengurus masjid terhadap jamaah pengurus masjid seharusnya mampu memperlihatkan sikap:
a. Keterbukaan.
b. Keakraban.
c. Kesetiakawanan.
Sikap Pengurus Masjid Terhadap Masyarakat
a) Lemah lembut.
b) Peka (perhatian).
c) Koperatif (bekerjasama).
Sikap Pengurus Kepada Khotib
1) Sopan santun.
2) Hormat.
Sikap Pengurus Kepada Imam
Sebagaimana sikap terhadap khotib,pengurus masjidpun harus mmeperhatikan imam masjid dalam menjalankan tugasnya. Sarana dan fasilitas yang perlu di perhatikan pengurus terhadap imam masjid,antara lain:
a) Perlengkapan sarana ibadah.
b) Buku-buku Agama Islam dan Umum.
c) Honorarium Imam.
d) Jaminan Sosial.
Sikap pengurus terhadap remaja masjid
1. Kebapakan.
2. Komunikatif.
3. Terbuka.
Sikap pengurus terhadap Muadzin
Pengurus masjid perlu memperhatikan orang-orang yang akan dipilih menjadi muadzin dengan memerlukan syarat-syarat tertentu,antara lain:
1. Fasih.
2. Panjang Nafas.
3. Suara Merdu.
Sikap pengurus terhadap marbot
1. Akrab.
2. Mendidik.
3. Santun.
4. Menyantuni marbot masjid.

I. Pembinaan Pengurus Kepada Jamaah Masjid dan Remaja Masjid
Dalam sebuah, sebaiknya jama’ah harus dikelompokkan agar mempermudah pengurus masjid dalam membinanya. Adapun klasifikasi jama’ah secara umum, yaitu:
a) Jamaah Inti, yaitu Pengurus Masjid yang merupakan tenaga penggerak dalam pemakmuran masjid.
b) Jamaah Utama, yakni Jamaah tetap yang menjadi Pendukung utama pemakmuran masjid. Masjid yang memiliki data tentang jamaah utama. (Jamaah iniah yang menjadi garapan utama pembinaan dari pengurus masjid.).
c) Jamaah Umum adalah kaum muslimin pada umumnya yang ikut serta beribadah dan memakmurkan masjid. Namun tidak bisa.

Dalam subuah masjid sangat diperlukan organisasi remaja masjid karena remaja masjid adalah organisasi Underbouw ta’mir masjid yang mengorganisir kegiatan mamakmurkan masjid oleh para remaja muslim. Remaja masjid juga diperlukan karena sebagai alat mencapai tujuan dakwah dan wadah bagi remaja muslim dalam beraktivitas di masjid.

Di zaman sekarang ini, diperlukannya penerapan asas-asas organisasi dalam membina remaja masjid. Dalam penerapan asas-asas organisasi untuk remaja masjid diperlukan sikap kritis, sehingga prinsip-prinsip organisasi yang diterapkan dapat dinafasi oleh nilai-nilai Islam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun asas-asas organisasi yang bisa diterapkan, yaitu:
1) Perumusan tujuan yang jelas.
2) Departementasi.
3) Pembagian kerja.
4) Koordinasi.
5) Pelimpahan wewenang.
6) Rentang kendali.
7) Jenjang organisasi.
8) Kesatuan perintah.
9) Fleksibilitas.
10) Keberlangsungan.
11) Keseimbangan.
12) Kepemimpinan.
13) Pengambilan keputusan.
Selain asas-asas organisasi, sebuah organisasi remaja masjid juga harus menerpakan asas-asas manajemen agar mendukung terealisasinya tujuan. Adapun asas-asas manajemen tersebut sebagai berikut:
1) Planning, yaitu proses pemikiran dan pengaturan yang matang untuk masa akan datang dengan menentukan kegiatan-kegiatannya.
2) Organizing merupakan pengaturan segala perangkat dan sumber daya sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan organisasi yang harmonis dan dikelola untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3) Actuating bermakna sebagai tindakan pengurus dan anggota dalam rangkaian kegiatan untuk menjalankan roda organisasi remaja masjid dalam rangka mencapai tujuan.
4) Controlling merupakan tindakan mengawasi, mengarahkan dan mengatur pelaksanaan kegiatan remaja masjid agar sesuai dengan program dan tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan diterapkan asas-asas organisasi dan asas-asas manajemen dalam sebuah organisasi remaja masjid, maka akan memberikan warna tersendiri dalam organisai tersebut, yakni organisasi yang modern dan bernafaskan Islami.

1 komentar:

  1. Bagus bagus dan bagus makalah ini , ini pernah di terapkan di masjid dimana ?

    BalasHapus